Varicella dalam Kehamilan


Varicella apa sih...
Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus-3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. varisela merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun dikenal orang.

Perjalanan Penyakit..

Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh, pusing, demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan. Sekitar 250 - 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 - 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.

Bagaimana cara penularannya..
Virus varisela zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada kalau sudah dewasa. Sebab itu seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Gejala yang dialami pada orang dewasa lebih parah daripada pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung lebih lama, sakit kepala serta lukanya lebih berat serta bekas luka yang ditinggalkan akan lebih dalam. Kalau pada anak-anak kebanyakan komplikasi hanya berupa infeksi varisela pada kulit, pada orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang paru-paru atau pneumonia 10 - 25 lebih tinggi daripada pada anak. Perokok dikatakan berisiko pneumonia lebih tinggi dibanding yang bukan perokok. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).

Bagaimana Penatalaksanaannya..
Anak-anak di bawah usia 1 tahun ternyata paling rentan terhadap penyakit ini walaupun cacar air paling banyak menyerang anak usia 4 - 14 tahun. Walaupun cacar air merupakan penyakit yang sangat umum, hendaknya penderita diperiksakan ke dokter. Ia akan membantu penderita terhindar dari komplikasi dan mengurangi penderitaan. Pasien biasanya diberikan obat seperti Paracetamol untuk mengatasi sindrom demam.

Sebaiknya orang tua penderita cacar air menolak saja kalau diberikan pengobatan simtomatis seperti aspirin dan jenis salisilat karena hanya efektif untuk jangka pendek dan dikhawatirkan malah menimbulkan komplikasi sindrom Reye.Untuk mengurangi rasa gatal, penderita diberi antihistamin hisap atau obat oles seperti lotion calamine. Bedak anti gatal juga bisa membantu mengurangi rasa gatal dan agar luka cepat kering. Jari kuku hendaknya dipotong pendek untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri pada kulit yang gatal. Orang yang terinfeksi penyakit ini dianjurkan mandi teratur dan mengganti pakaian maupun sprei setiap hari. Begitu ditemukan gejala pertama, penderita hendaknya diisolasi selama 5 - 6 hari dan diteruskan hingga terjadi proses pengeringan. Jadi anak untuk sementara dianjurkan tidak ke sekolah sampai lesi mengering dan mengelupas.

Immunisasi..

Belakangan ini telah dikembangkan vaksin pencegah cacar air. Dikembangkan pertama kali di Jepang oleh Prof. Takashashi pada tahun 70-an dari jaringan virus Oka, vaksin ini berisi virus varisela yang telah dilemahkan. Vaksin ini kemudian diluncurkan pada tahun 1984 dan mendapat lisensi di 10 negara untuk digunakan pada anak-anak. Namun karena kondisi penyimpanannya sulit (di bawah -20 C), penggunaan vaksin ini amat terbatas. Tahun 1995, diperkenalkan formula baru yang memiliki kemampuan dan keamanan yang sama tetapi dapat disimpan pada suhu +2 C - +8 C , sehingga dapat disimpan dalam lemari pendingin di rumah dan kondisi tetap stabil selama 2 tahun. Vaksin cacar air juga mulai beredar di Indonesia.
Anak-anak maupun orang dewasa dapat memperoleh vaksin tersebut untuk mencegah cacar air. Dosis kecil (1 dosis) diberikan kepada anak sehat yang sekurang-kurangnya berusia 9 bulan - 12 tahun. Untuk para remaja (13 tahun ke atas) dan dewasa bisa diberikan dua dosis. Jarak dosis pertama dan kedua sekitar 4 - 8 minggu. Vaksin dapat juga diberikan pada saat si anak sedang terkena cacar air. Bila kita lupa apakah kita sudah pernah terserang cacar air, boleh juga memperoleh vaksin ini. Namun sebelumnya perlu di tes apakah kita alergi terhadap vaksin tersebut atau tidak. Penderita penyakit asma dan leukemia hendaknya tidak dianjurkan mendapat vaksin ini. Setelah mendapat vaksinasi sistem imun memerlukan waktu sekitar 2 minggu untuk membentuk perlindungan.

Varicella pada ibu hamil
Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit chickenpox/varisela apabila di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus). Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%.

Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat14. Pada pasien dengan status imun rendah, bayi baru lahir, dan ibu hamil, bila sudah terjadi infeksi, prinsip terapi adalah suportif dan pemberian anti viral sesuai indikasi. Anti viral terpilih adalah acyclovir, yang akan bekerja efektif bila diberikan dalam 72 jam pertama sesudah munculnya lesi. Indikasi mutlak pemberian terapi anti viral meliputi status imun rendah, manifestasi klinis berat, serta kehamilan trimester ke-315.

Pasien dengan varicella perlu dirawat bila keadaan umum lemah, lesi luas, atau untuk keperluan isolasi. cacar air dengan mudah menular pada orang lain. Untuk mencegah penularan, terutama pada bayi atau wanita hamil yang belum pernah terinfeksi, jauhkan mereka dari penderita paling tidak selama 21 - 28 hari. Ibu hamil yang pernah terinfeksi Chickenpox mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut. Antibodi yang dimiliki ibu ditransfer ke janin melalui Plasenta. Oleh sebab itu, ibu hamil yang sudah memiliki kekebalan tidak perlu khawatir terjadi komplikasi terhadap dirinya maupun bayinya bila berdekatan dengan orang yang menderita Chickenpox. Bila ibu tidak yakin sudah mempunyai kekebalan atau belum, bisa dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui tingkat kekebalan.

Bila tubuh memang belum memiliki kekebalan dan ibu harus berhadapan dengan orang yang menderita chickenpox, bisa diberikan zoster immune globulin (ZIG) pada hari keempat sejak terpapar penderita chickenpox.Ibu tidak bisa diberi vaksin chickepox, bila sedang hamil.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Varicella dalam Kehamilan"

Post a Comment

Jual Soal Uji Kompetensi Bidan

Jual Soal Uji Kompetensi Bidan