Pengertian Ontologi Secara Umum
Menurut bahasa, ontology berasal dari bahasa Yunani yaitu, On/Ontos = Ada, dan Logos =Ilmu, Jadi Ontologi adalah ilmu tentang ada
Menurut istilah, ontology adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ADA , yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak
Menurut Amsal Bakhtiar Ontologi berasal dari kata ontos yaitu sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ADA. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika semata-mata
Sedangkan menurut Jujun S Suriasumantri mengatakan bahwa ontology membahas apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ADA.
Sementara itu menurut A. Dardiri, ontology adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan dapat dikatakan ada, dalam kerangka tradisional ontology dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ADA, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini ontology dipandang sebagai teori mengenai apa yang ADA
Ontologi Ilmu Pengetahuan
Secara ontologi ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia.Obyek penelaahan yang berada dalam batas prapengalaman (penciptaan manusia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya kepada pengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pegetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas ontology tertentu. Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empiris ini secara konsisten dengan asas epistemologis keilmuan yang mensyaratkan adanya verifikasi dalam proses penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.
Aspek kedua dari pendekatan ontologi adalah penafsiran hakikat realitas (metafisika) dari obyek ontology keilmuan. Penafsiran metafisik keilmuan harus didasarkan kepada karakteristik obyek ontologism sebagaimana adanya (dassein) dengan deduksi-deduksi yang dapat diferifikasi secara fisik.Ini berarti bahwa secara metafisik, ilmu terbebas dari nilai=nilai yang bersifat dogmatic.suatu pernyataan dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui pengkajian atau penelitian berdasarkan epistemologis keilmuan. Metafisika keilmuan berdasarkan sebagaimana adanya (dassein) menyebabkan ilmu menolak premis moral yang bersifat seharusnya (dassollen).
Secara khusus setiap disiplin keilmuan mempunyai obyek forma dan obyek materia mengenal wujud yang menjadi focus penelaahannya. Obyek forma merupakan cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan obyek materia merupakan substansi dari obyek tertentu. setiap disiplin keilmuan yang mandiri mempunyai obyek forma dan obyek materia yang berbeda dengan disiplin keilmuan yang lain.dan inilah yang menjadi criteria untuk menilai keberadaan suatu disiplin keilmuan yang mandiri. Oleh karena itu objek forma dan obyek materia merupakan cirri yang spesifik dari suatu disiplin keilmuan.
Pada hakekatnya pengetahuan ilmiah suatu disiplin keilmuan dapat dibedakan antara fikiran dasar yang melandasi suatu pemikiran dan tubuh pengetahuan teoritis yang dibangun diatas fikiran dasar tersebut. Fikiran dasar ini terdri dari postulat, asumsi, dan prinsip. Postulat merupaka anggapan tentang suatu objek yang merefleksikan sudut pandang tertentu.Anggapan ini tidak terkait kepada benar atau salah melainkan kepada setuju atau tidak setuju dengan postulat yang diajukan.
Setiap disiplin keilmuan mempunyai postulat yang khas yang berbeda dengan disiplin keilmuan yang disebabkan cara pandanga yang berbeda pula meskipun mungki obyek yang menjadi telaahannya sama.Pikiran dasar kedua adalah asumsi yakni pernyataan dasar tentang realitas menjadi obyek.Oleh karna kaitannya dengan realitas yang bersifat empiric, maka pernyataan ini harus diuji kebenarannya.Suatu asumsi belum tentu bener atau cocok dengan suatu kondisi tertentu. Asumsi yang berbeda akan menghasilkan tubuh pengetahuan yang berbeda pula dan pada akhirnya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Dari postulat dan asumsi tersebut terbangunlah prinsip yang merupakan pernyataan dasar mengenai tindakan atau pilihan.Prinsip ekonomi umpamanya tindakan manusia untuk memperoleh kepuasan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, merupakan dasar atau landasan bagi kegiatan manusia selaku mahluk ekonomi.Postulat, Asumsi dan prinsip ini digolongkan sebagai pikiran dasar dari sebuah pengetahuan ilmiah. Pikiran dasar dalam ilmu kebidanan adalah memberdayakan seluruh potensi klien (wanita/ibu) untuk menghimpun kekuatan (power) dirinya sendiri dalam upaya melahirkan janin yang dikandung didalam tubuhnya. Socrates (427-347 SM ), seorang filsuf Yunani menyebutkan hal ini sebagai mateutike tekhne (ketrampilan kebidanan). Diatas pikiran dasar inilah dibangun tubuh pengetahuan teoritis yang secara ekstensif berupaya mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan dan mengontrol berbagai gejala dari obyek telaahan dari sebuah disiplin keilmuan.
Dalam upaya pengembangan tubuh pengetahuan teoritis ini seringkali sebuah disiplin keilmuan meminjam atau menerapkan unsure-unsur pengetahuan dari berbagai disiplin keilmuan yang ada. Hal ini adalah wajar dan biasa dilakukan, sebab sebuah disiplin keilmuan yang mandiri harus dapat menentukan pengetahuan mana yang bersifat khas milik disiplinnya dan pengetahuan mana yang pinjam atau diterpkan dari disiplin keilmuan yang lain.
Perangkat pikiran dasar utama yang bersifat khas memberikan paying atau kerangka konseptual yang bersifat makro. Kerangka konseptual ini dikembangkan pula pada tingkat tubuh pengetahuan teoritis yang bersifat khas pula. Dalam meengisi kerangka konseptual yang berifat makro inilah dapat dipinjam atau diterapkan unsure pengetahuan dari disiplin lain yang sesuaidengan kebutuhan. Sebagai contoh Ilmu kebidanan meminjam unsure pengetahuan bimbingan dan keonseling dari psikologi dalam tindakan memimpin persalianan pada kliennya. Pinjam meminjam antar pengetahuan adalah biasa dan tidak menimbulkan kebingungan selama ilmuan dapat mengidentifikasikan kerangka konseptual makro yang merupakan paying dari penyusunan tubuh pengetahuan teoritis masing-masing.
Landasan Ontologi Ilmu Kebidanan
Dari segi keilmuan, kebidanan sebagai profesi yang mandiri memerlukan pengetahuan teoritis yang jelas dan dirumuskan dengan berpedoman kepada filsafat ilmu, sehingga dapat memenuhi ciri atau karakteristik dan spesifikasi pengetahuan yang berdimensi dan besifat ilmiah. Ilmu kebidanan mempunyai beberapa pokok karakteristik dan spesifikasi baik obyek forma maupun obyek materia yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Obyek materia Ilmu Kebidanan
Obyek materia ilmu kebidanan adalah substansi dari obyek penelaahan dalam lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin keilmuan kebidanan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak dibawah lima tahuan (balita) dan wanita secara utuh (holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa lansia dini dan lansia lanjut) terutama dalam masa reproduksi pada masa pra konsepsi, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa menyusui dan bayi baru lahir.
2. Obyek forma Ilmu Kebidanan
Obyek forma ilmu kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada obyek penelaahan dalam batas atau ruang lingkup tertenu. Obyek forma dari disiplin keilmuan kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi yaitu kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya termasuk upaya keamanan dan kesejahteraan ibu dan janinnya pada pra konsepsi masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas/masa menyusui, sehingga tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara bayinya secara optimal.
Dengan demikian kajian ilmu kebidanan dapat dikembangkan berdasarkan konsep dasar tersebut diatas yaitu tubuh pengetahuan teoritis yang khas, berdimensi dan bersifat ilmiah. Secara umum berdasarkan fikiran dasar obyek forma dan obyek materia dalam mengisi kerangka konseptual ilmu kebidanan, maka ilmu kebidanan ini dapat menerima dan menerapkan unsur pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang lain sesuai dengan kebutuhan ilmu kebidanan itu sendiri, maka disusunlah tubuh pengetahuan kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang dikelompokan menjadi empat yaitu :
1. Ilmu Dasar
a. Anatomi
b. Psikologi
c. Mikrobiologi dan para sitologi
d. Patofisiologi
e. Fisika
f. Biokimia
2. Ilmu sosial
a. Pancasila dan Wawasan Nusantara
b. Bahasa Indonesia
c. Bahas Inggris
d. Sosiologi
e. Antropologi
f. Psikologi
g. Administrasi dan Kepemimpinan
h. Ilmu Komunikasi
i. Humaniora
j. Pendidikan (Prinsip Belajar dan Mengajar)
3. Ilmu terapan
a. Kedokteran
b. Farmakologi
c. Epidemiologi
d. Statistik
e. Tenik Kesehatan Dasar (TKD)/Keperawatan Dasar
f. Paradigma Sehat
g. Ilmu Gizi
h. Hukum Kesehatan
i. Kesehatan Masyarakat
j. Metode Riset
4. Ilmu Kebidanan
a. Dasar-dasar kebidanan (Perkembangan kebidanan, registrasi dan organisasi profesi dan peran serta fungsi bidan)
b. Teori dan model konseptual kebidanan
c. Siklus Kehidupan Wanita
d. Etika dan Etiket Kebidanan
e. Pengantar Kebidanan Profesional (Konsep kebidanan, Definisi dan lingkup kebidanan, dan manajemen kebidanan)
f. Teknik dan Prosedur Kebidanan
g. Asuhan Kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan siklus kehidupan manusia dan wanita )
h. Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
i. Legislasi Kebidanan
j. Praktek Klinik Kebidanan
Adapun wujud yang hakiki dari obyek ilmu kebidanan adalah sebagai berikut :
1. Wanita
Wanita adalah mahluk bio-psikososial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik , mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sangat diperlukan.Wanita/Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga.
2. Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi berupa persalinan, maka lahirlah insan yang menjadi generasi penerus.
3. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal dibawah satu atap.Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah atau daerah membentuk masyarakat.Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia.Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi antar manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisasi.
4. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berualitas.
Sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk biopsikososialkultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.Manusia terdiri dari pria dan wanita yang kemudian kedua jenis individu itu berpasangan menikah membentuk keluarga dan mempunyai anak.
Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan menusia dan perbedaan budaya.Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri,mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Untuk dapat tercapainya keamanan dan kesejahteraan bagi ibu dengan janinnya dapat dikembangkan prinsip dari kebidanan dalam pemberian asuhannya. Pelayanan bidan di Indonesia berdasarkan konsep yang menjelaskan proses asuhan kebidanan sebagai berikut
a. Tindakan kebidanan yang tepat dan aman,yaitu semua tindakan yang diberikan oleh bidan untuk ibu/wanita, bayi dan keluarga terhadap hal-hal yang dapat merugikan kesehatannya
b. Memberi kepuasan klien adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan keadaan permasalahannya dan hasil yang dicapai dari tindakan tersebut.
c. Menghargai derajat manusia dan haknya untuk dapat mengambil keputusan sendiri, yaitu:tindakan yang dilakukan mennjukan sikap bahwa bidan dihargai ibu/wanita sebagai individu yang mandiri dan mendukung hak dan tanggung jawab untuk ikut menentukan atau mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya dan asuhan yang diberikan.
d. Menghargai perbedaan social budaya seseorang yaitu tindakan dan sikap yang menunjukan pengertian bahwa individu dan keadaan kesehatan dapat dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan perilaku keluarga atau lingkungan.
e. Kontak keluarga adalah tindakan/asuhan yang diberikan dengan mengikutsertakan keluarga sebagai komponen penting dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas serta meningkatkan secara optimal kesehatan keluarga sesuai keinginan ibu maupun keluarga.
f. Peningkatan kesehatan adalah tindakan yang mendukung prilaku yang dapat meningkatkan kesehatan ibu/wanita sepanjang siklus kehidupannya, terutama berkaitan dengan proses kehamilan, persalinan dan nifas yang normal
g. Mengikutsertakan masyarakat dalam hal ini kelompok ibu-ibu.Dengan mengerakan peranserta masyarakat adalah upaya menyadarkan masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri terutama yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas dalam mencapai kesehatan reproduksi menuju tercapainya NKKBS.
0 Response to "KEBIDANAN SECARA ONTOLOGI"
Post a Comment