DIABETES MELITUS
Henry
Klapholz, M.D.
Dokter harus menyadari kepenti-
ngan lahir mati sebelum nya, riwayat persalinan yang traumatik, atau melahirkan
bayi dengan anomali kongenital atau dengan berat badan di atas 9 pon,juga
dengan peningkatan gula darah, glikosuria, atau moniliasis berulang. Sekarang
telah dianjurkan bahwa semua wanita yang mengandung diatas usia 30 tahun harus
diperiksa secara rutinuntuk menemukan intoleransi glukosa, bahkan jika tidak
terdapat faktor resiko, karena setengah dari kasus tersabut akhirnya ditentukan
diabetik berasal dari populasi gravida yang normal.
Pada tiap kunjungan,
periksalah untuk glikosuria, pertunbuhan janin, hidromanion. Ultrasonografi
dapat diindikasikan untuk memperjelas kerugian klinis makrosomia atau kelebihan
cairan amnion.
Penentuan kadar glukosa
darah satu jam setelah pemberian 50 g glukosa peroral adalah skrining yang
sangat berguna. Kadar yang melebihi 135 mg per desiliter memerlukan tes
toleransi glukosa selama tiga jam penuh.
Kadar glukosa normal
maksimal setelah memakan glukosa 100 g ditunjukan pada tabel 1.jika ada dua
nilai yang abnormal , hasil tes toleransi glukosa harus dianggap abnormal.
Dianosis diabetes klas A jika kadar gula
darah puasa normal dan klas B jika kadar gula darah puasa tidak normal .
Pada pasien dengan
diabetes klas A memerlukan observasi ketat dan kontrol diet (diet 2,000 sampai
2,200 kalori menurut ADA). Pasien harus diperiksa setiap dua minggu.hasilnya
biasa nya baik. Persalinan dilakukan pada ke-40 untuk menghindari kehamilan
serotin (lewat bulan) dan mikrosomia serta komplikasi persalinan yang dapat
terjadi sebagai akibat nya. Induksi prematur harus dihindarkan pada kasus ini karna adanya imaturitas fungsional janin
(meskipun ukuran janin besar ). Kontrol gula darah yang ketat di dalam rentang
yang normal adalah penting .
Pasien yang berada pada
resiko khusus adalah pasien dengan peningkatan kadar gula darah puasa (klas B
atau lebih buruk ) dan yang mengalami hipertensi diinduksi kehamilan atau
hidram- nion.
Perawatan singkat di
rumah sakit diperlukan untuk menilai pola gula darah harian dan melakukan
pemeriksaan fungsi ginjal dasar, pemeriksaan retina, urinalisis, dan kultur-urin.
Pemeriksaan antepartum
yang berkala harus dilakukan kerena keadaan janin dapat memburuk sangat cepat.
Lakukan non strees test atau oxytocin challenge test dua kali seminggu, profil biofisik
satu kali seminggu,ultrasonografi untuk pertumbuhan janin setiap dua minggu,
serta pemeriksaan fungsi ginjal tiap bulan.
Kepustakaan
Felig
P, Bergman, M. Intensive ambulatory treatment of insulin oependent diabetes.
Ann Intern Med 97: 225, 1982.
Gabbe
SG. Management of diabetes melitus in pregnancy Am J Obstet Gynecol 153: 824,
1985.
Health
and Public Committee, American College of Physicians. Glycosylated hemoglobin
assays in the management and diagnosis of diabetes melitus. Ann Intern Med 101:
710, 1984.
Kaplan
SA, Lippe BM, Brinkman CR, et al. Diabetes melitus. Ann Intern Med 96: 635,
1982.
Peacock
I, Tattersall R. Methods of self monitoring of diabetic controi. Ciin
Endocrinol Metab 11: 485, 1982.
Willman
SP, Leveno KJ, Guzick DS, et al. Glucose threshold for macrosomia in pregnancy
complicated by diabetes. Am J Obstet Gynecol 154: 470, 1986.
0 Response to "KEHAMILAN DENGAN DIABETES MELITUS"
Post a Comment