PLASENTA PREVIA
Henry Klaoholz, M.D.
Walaupun jarang bahwa
episode perdarahan yang pertama pada plasenta
previa adalah berat dan membahayakan hidup, namun demikian masalahnya dapat
sangat membahayakan. Hal ini berlaku terutama jika pemeriksaan dalam dilakukan
secara tidak disadari mengganggu tempat plasenta dan menyebabkan perdarahan
yang berat.
Dapat diterima untuk
melakukan pemeriksaan dengan speculum untuk menyingkirkan sumber local
perdarahan, seperti polip, serviks, kanker, laserasi vagina, atau varix yang
rupture. Cara ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan perhatian yang
kuat untuk menghindari tekanan atau trauma pada serviks atau segmen bawah
Rahim, yang akan kemungkinan mengganggu tempat plasenta. Tidak ada bentuk
pemeriksaan atau manipulasi intravaginal yang boleh dilakukan sampai plasenta
previa jelas di singkirkan karena pemeriksaan digital pada vagina atau rektal
dapat menyebabkan perdarahan yang tidak dapat dikontrol pada kasus di mana
kanalis servikalis tertutup.
Pemeriksaan
ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk menegakkan
adanya plasenta previa. Cara ini juga sangat membantu untuk menilai ukuran dan
status janin, memberikan informasi yang penting mengenai maturitas dan
kesehatan janin untuk pedoman penatalaksanaan. Tindakan ekspektatif
konservatif, jika dimungkinkan, harus dilakukan untuk letak janin yang preterm,
intervensi yang lebih agresif diperlukan jika janin telah aterm atau dalam keadaan
yang berbahaya.
Perdarahan yang berat
adalah membahayakan kehidupan bagi ibu. Keadaan ini juga dapat membahayakan
janin, karena kira-kira 10 persen perdarahan berasal dari janin. Jika
perdarahan tidak berat, amniosentesis diharuskan untuk memastikan maturitas
paru-paru janin. Jika paru paru janin tidak matur, diharuskan pertimbangan
untuk memberikan kortikosteroid pada ibu untuk mempercepat maturasi paru-paru
janin. Hal ini dilakukan untuk mengatasi episode perdarahan yang berat yang
dapat terjadi saat kehamilan berlanjut; karena perdarahan tersebut mungkin
memerlukan intervensi, dan adalah penting untuk mencoba menghindari gawat
pernafasan pada bayi preterm dengan cara ini.
Jika dimungkinkan,
penatalaksanaan ekspektif lebih disukai dan harus dilakukan sampai janin
mencapai usia 37 minggu. Pada waktu ini, amniosentesis dilakukan untuk
memastikan maturasi fungsi paru-paru janin.
Saat segmen bawah Rahim
berkembang, tempat plasenta dapat terlihat pada ultrasonografi mengalami
“migrasi” dari ostium internal. Dengan demikian, ultrasonografi harus diulangi
secara berkala jika perdarahan terjadi pada awal. Pemeriksaan serial tersebut
dapat menyingkirkan plasenta previa dan memungkinkan ambulasi serta perawatan
prenatal rutin sesudahnya sampai terjadi onset persalinan spontan.
Tiap manipulasi,
pemeriksaan, atau prosedur intravagina, kecuali pemeriksaan speculum yang
dilakukan di ruang operasi dengan pasien telah diberikan penjelasan secara
sepenuhnya serta segala sesuatu telah disiapkan untuk pembedahan segera.
Persiapan yang diperlukan sebelumnya adalah seperti berikut: Jalur intravena
dengan jarum besar yang adekuat dan terbuka; telah diperiksa golongan darah dan
cross match serta darah telah tersedia; alat-alat ruangan operasi, instrument,
serta personal asisten medis dan perawat telah menggunakan pakaian operasi; dan
ahli anastesi diberi tahu serta siap untuk tindakan segera.
Jika ditemukan plasenta
previa pada pasien yang sebelumnya pernah mengalami seksio sesarea,
pertimbangkan kemungkinan plasenta akreta. Dapatkan persetujuan untuk
kemungkinan histerektomi pada kasus benar-benar ditemukan plasenta akreta.
Jika serviks telah matang dan
perdarahan minimal atau tidak terdapat, lakukan induksi persalinan. Pengawasan
yang tetap pada keadaan janin dan maternal adalah penting, dengan ruang operasi
telah disiapkan serta darah tersedia untuk segera digunakan jika diindikasikan.
Selaput ketuban biasanya dipecah pada kasus ini untuk menimbulkan efek
tamponade dari kepala janin pada tepi plasenta, dengan demikian menghindari
perdarahan saat persalinan maju dan serviks berdilatasi memisahkan plasenta letak
rendah dari perlekatannya dekat denganostium internal dan pada segmen bawah
Rahim.
Kepustakaan
Artis
AA, Bowie JD, Rosenberg ER, Rauch RE The fallacy of placental migration: Effect
of sonograpic techniques. Am J Radio 144:79. 1985.
Clark
SL, Koonings PP, Phelan Jp. Placenta Previa/accrete and prior cesarean section.
Obstet Gynecol 66:89, 1985.
McShane
PM, Heyl PS, Epstein ME Maternal and perinatal morbidity resulting from
placenta previa. Obstet Gynecol 65:176, 1985.
Newton
ER, Barss V, Cetrulo CL. The epidemiology and clinical history of asymptomatic
midtrimester placenta previa. Am J Obstet Gynecol 148:743, 1984.
Silver
R,Deep R, Sabbagha RE, et al. Placenta previa: Aggressive expectant management.
Am J Obstet Gynecol 150:15, 1984.
0 Response to "PLASENTA PREVIA"
Post a Comment